\

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 23 Oktober 2011

Belom ada judul

Kelas 2 SMP pada salah satu sekolah negri di Jakarta menerima seorang siswi baru pindahan dari luar kota. Elvina Paramesti, itulah nama siswi itu(deskripsi : 13 tahun, kelas 2, anak seorang pengusaha,, cantik, cerdas, ceria, periang, bermata indah, berambut panjang, penikmat musik dan suka bernyanyi). Kehadiran dara manis ini membuat para cowok dikelas itu berlomba untuk menarik perhatiannya demi meraih cintanya.


Begitu juga halnya Setyo Laksono, (deskripsi : 13 tahun, kelas 2, olahragawan, ngetop di sekolah karena prestasi&pergaulannya, berkulit putih, cerdas, aktif, anak seorang pemimpin di salah satu perusahaan ternama), tak ketinggalan berupaya untuk mendapat cintanya Vina. Dengan “modal” yang dimilikinya, ia optimis dapat menaklukan hati dara cantik yang populer di sekolahnya.

Seiring berjalannya waktu dari saat kedatangan Vina di sekolah itu, Setyo telah melakukan berbagai cara untuk menaklukan hati seorang perempuan cantik yang sangat lemah lembut namun berpendirian teguh dalam mengambil keputusan. Singkat cerita Setyo dan Vina pun sudah menjadi sepasang kekasih.

Diam-diam ternyata salah satu dari murid yang merupakan sahabat dekat Setyo, Kukuh yang memiliki nama lengkap Kukuh Prawira Wicaksana sebutlah seorang pemalas yang lemah dan terbilang bodoh di kelas, namanya tidak mencerminkan kekuatan sama sekali pada dirinya. Ia adalah seorang lelaki yang memiliki kulit hitam, rambut tebal, dan berpenampilan memuakkan ini dikenal sebagai orang yang membosankan, sehingga banyak yang menjauhi dirinya.

Saat liburan sekolah, Kukuh diundang kerumah Setyo yang mewah dan megah serta dilengkapi fasilitas yang lengkap, tidak seperti rumah Kukuh yang biasa-biasa saja karena orang tuanya yang berpenghasilan pas-pasan. Setyo mengundang Kukuh berniat untuk mencurahkan perasaan senangnya karena berhasil meluluhkan hati Vina. Setyo menceritakan semua perjalanan asmaranya dengan Vina yang merupakan bunga di sekolah mereka, Kukuh pun menanggapinya dan membalas dengan senyuman terpaksa yang menusuk hatinya

 Hari mulai gelap, matahari pun mulai terbenam, Kukuh pun pulang kerumah dengan perasaaan yang sangat sedih dan kesal karena kesombongan sahabatnya yang menceritakan perjalanan cintanya. Sesampainya di rumah Kukuh hanya merenungi keadaannya, dia sadar bahwa dia tidak mungkin mendapatkan Vina, dia sadar akan dirinya yang hanya seorang pemalas yang lemah dan bodoh. Dia hanya bisa berdoa walaupun hanya 1:150 kemungkinan dia bisa mendapatkan Vina.

Suatu hari, pada saat pelajaran IPA, Kukuh dan Vina terpilih sebagai satu kelompok belajar. Untuk pertama kalinya Kukuh pun berdialog dengan rasa bahagianya dengan Vina. Sebaliknya, Vina sangat benci karena harus berkelompok dengan Kukuh. Saat belajar bersama di rumah Kukuh, dompet Vina tertinggal, dan pada malam harinya dengan berat hati Vina pun mengirim pesan singkat kepada Kukuh untuk menanyakan soal dompetnya, Vina tidak yakin akan jawaban Kukuh, “mungkin saja dia berbohong dan menyimpan semua uang di dompetku” pikir Vina. Ternyata Kukuh mengakui kalau dompet Vina memang tertinggal di rumahnya dengan bahasa yang halus dan lembut.
Keesokannya Vina menagih dompetnya kepada Kukuh, dan Kukuh pun mengembalikan dompet Vina, dan Vina mengambilnya dengan raut wajah kesal, namun Kukuh menjawabnya dengan senyuman ikhlas, tapi Vina malah marah dan berkata “Gila Lo!!” pada Kukuh, Kukuh pun hanya bisa terdiam lemas dan kecewa.

Kemudian, malam itu Vina mengirimkan permintaan maafnya kepada Kukuh melalui SMS, tapi tidak ada balasan sama sekali dari Kukuh. Vina pun frustasi dan merasa sangat bersalah kepada Kukuh, Vina menangis sendirian di kamarnya, namun di sela tangisnya tiba-tiba HP nya berdering tanda kalau ada pesan masuk, ternyata itu dari Kukuh. Pesannya berisikan “Maaf ya baru bisa bales, soalnya tadi aku mecahin celengan ku dulu buat beli pulsa supaya bisa bales sms kamu”. Mendengar jawaban itu Vina pun kaget dan tersentuh, ternyata Kukuh adalah orang yang baik dan ramah.

Hari berikutnya, saat di sekolah, Vina coba meminta maaf secara langsung kepada Kukuh, Kukuh pun menanggapi permintaan maaf Vina sambil berkata “Aku udah biasa kok digituin, jadi kamu nggak perlu minta maaf juga udah pasti aku maafin”. Vina pun makin iba dan sadar kalau Kukuh adalah orang yang baik, Vina pun berkata “Makasih ya, kamu orang terbaik yang pernah aku kenal”.

Secara tidak sengaja Setyo melihat Vina yang sedang bercakap-cakap dengan Kukuh di bangku taman, Setyo pun menghampiri mereka berdua sambil menggulung lengan baju. Melihat Setyo yang memasang tampang marah, Kukuh pun takut dan mencoba untuk menjelaskannya kepada Setyo, namun kemarahan Setyo tidak bisa di bendung lagi, sampai akhirnya Setyo pun memukul Kukuh dengan rasa kesal. Melihat kejadian itu Vina pun lari sambil menangis tersedu-sedu.

Namun Setyo tidak terpengaruh akan tangisan Vina dan tetap memukuli Kukuh sampai tidak sadar kalau ternyata Kukuh pingsan tak berdaya, petugas piket pun datang karena mendengar pengaduan dari Vina. Tanpa banyak basa-basi petugas piket pun langsung menggotong Kukuh ke ruang UKS. Namun apa daya anggota PMR tidak bisa menolong Kukuh, sehingga Kukuh terpaksa dibawa ke Rumah Sakit.

Akhirnya Setyo menyesali perbuatannya karena telah memukuli sahabat baiknya sendiri dan mendapat ancaman dikeluarkan dari sekolah. Karena merasa sangat bersalah, di otak Setyo hanyalah terfikir Kukuh yang sedang terbaring melawan hidup dan mati di Rumah Sakit. Saat pulang sekolah Setyo berjalan kaki, karena supirnya sedang menjaga anaknya di rumah sakit, anaknya adalah Kukuh. Setyo berjalan tanpa melihat kiri, kanan, maupun depan. Sampai akhirnya ia tertabrak mobil yang supirnya sedang mabuk saat menyebrang jalan di depan rumahnya. Setyo pun langsung tewas di tempat.

Kemudian Vina dan teman-teman kelasnya datang ke rumah sakit membawa kabar duka pada Kukuh, kalau Setyo sahabat dekatnya telah meninggal. Mendengar kabar itu pun Kukuh tidak bisa menahan air matanya sehingga membasahi perban yang menutupi wajahnya. Kukuh merasa bersalah akan kematian Setyo dan merasa frustasi, namun semua temannya tidak habis-habisnya memberi support pada Kukuh sampai akhirnya Kukuh berhasil menjalani operasi sebagian wajahnya yang remuk karena di hantam oleh Almarhum Setyo.

Setelah sembuh, Kukuh pun kembali masuk sekolah dengan penampilan baru setelah operasi, wajahnya kini dapat kembali tersenyum bahagia karena nyawanya terselamatkan walau harus dibayar dengan kematian sahabatnya, dan dia berhasil menjadikan Vina sebagai kekasihnya.



                                                                      TAMAT

0 komentar:

 

Terima Kasih

_ / . / ._. / . . / _ _ / . _ // _._ / ._ / . . . / . . / . . . .//

Telah Mengunjungi

_ / . / . _ . . / . _ / . . . . // _ _ / . / _. / _ _ . / . . _ / _. / . _ _ _ / . . _ / _ . / _ _ . / . . //

Blog Saya

_ . . . / . _ . . / _ _ _ / _ _ . // . . . / . _ / _ . _ _ / . _